“17 Agustus tahun Empat lima, itulah hari kemerdekaan kita~”
Lagu kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia terdengar menggema di langit Pondok pesantren Daruttauhid Malang. Para santri terlihat sangat bersemangat ketika menyanyikan Lagu kebangsaan tersebut.
Sebagaimana kebiasaan yang dilakukan pada umumnya di negara kita tercinta ini ketika datang Hari kemerdekaan, Pondok pesantren Daruttauhid juga ikut merayakan hari besar tersebut dengan melakukan Upacara bendera sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT. yang telah memerdekakan negara ini, dan juga sebagai bentuk takzim dan penghargaan kepada para Pahlawan dan Ulama yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia.
Seluruh staf guru dan asatidz dan juga seluruh santri terlihat sangat takzim dan khusyu dalam menjalani upacara kemerdekaan. Dengan dipimpin oleh petugas upacara yang diambil dari para santri kelas 3 Aliyah, dan juga Pembina upacara pada kesempatan kali ini yaitu Ustadz Drs. Taufiq Hidayat, suasana kemerdekaan terasa semakin kental.
“Semboyan kemerdekaan kali ini adalah Pulih lebih cepat, Bangkit lebih kuat. Maka dari itu, kita sebagai umat Muslimin harus kuat dan semangat dalam melakukan kebaikan, kuat dalam beribadah kepada Allah, kuat dalam menuntut ilmu, kuat melakukan segala kebaikan.” Tegas Ustadz Taufiq dalam nasehatnya.
Setelah selesai penyampaian nasehat dari Pembina upacara, petugas pun mempersiapkan barisan dan melakukan penghormatan terakhir kepada Pembina.
Tidak seperti biasanya, Upacara kali ini diakhiri dengan sesuatu yang istimewa. Para santri kelas 3 Aliyah mempersembahkan salah satu pertunjukan adat yang ada di Indonesia, yaitu Bambu gila.
Bambu gila adalah suatu pertunjukan yang menampilkan satu bambu besar yang dipegang oleh 5 orang dewasa, mereka harus menahan agar tidak terjatuh ketika memegang bambu tersebut karena seakan akan bambu tersebut bergerak sendiri dengan sangat kencang.
Padahal, mereka hanya kehilangan keseimbangan setelah digoyang kan oleh panitia saat berusaha untuk berdiri tegak.
Sontak para santri pun tercengang dan penasaran dengan hal tersebut. Bahkan dipenghujung pertunjukan, para santri kelas 3 Aliyah membuka kesempatan bagi siapa yang ingin mencobanya. Tanpa pikir Panjang, para santri pun langsung berebut mencoba pertunjukan tersebut. Dan hal ini mengundang tawa di kalangan para asatidz dan para santri lainnya.(Berita: Qeis/Fahd, Editor: Qeis/Fahd, Foto: Athif, Reviewer: Ustadz Rijal)